Sebelum saya melanjutkan diskusi dengan diri sendiri, saya
mencoba terlebih dahulu memaparkan apa yang telah dipelajari pada modul ini.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita pasti sering dihadapkan dalam situasi yang mengharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain?
Bagaimana cara kita dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah kita menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’
A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika
Dalam pengambilan keputusan terkadang melibatkan bujukan moral dan dilema etika. Nah apakah perbedaan keduanya itu?
- Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
- Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan
Berdasarkan pengalaman kita dalam melaksanakn tugas sebagai
guru pada institusi pendidikan, kita menyadari bahwa dilema etika adalah hal
berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi
dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan universal yang mendasari namun
saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
C. Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu.
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
D. Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus memastikan
bahwa keputusan yang di ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.
Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu kita dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
- Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi.
- Investigasi Opsi Trilema.
- Buat Keputusan.
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
Materi-materi tersebut tentu harus kita perdalam lagi, coba
praktekkan, dan saling berbagi pengalaman praktek baik akan menjadi budaya
positif pada lingkungan kita.
Nah untuk itu melalui program ini saya akan mencoba bertanya
dan sekaligus menjawab pada diri apa yang akan saya bisa lakukan dan bagikan?
Melalui pertanyaan-pertanyaan panduan berikut saya akan mencoba berdiskusi
dengan diri sendiri.
Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang
Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
Sebelum berbagi pengetahuan dan pengalaman, tentunya saya
akan mulai dari diri memahami lebih mendalam materi tersebut di atas dan
mencoba mempraktekkan pada lingkungan kecil di rumah dan kelas saya. Berkolaborasi
dalam pengalaman adalah yang paling berharga yang saya dapatkan dalam program
ini. Memberi pemantik melalui diskusi ringan melalui WAG, tulisan penggugah
pada media sosial, dan menggerakkan komunitas praktisi yang sudah terbentuk di
sekolah dengan sinergisitas program sekolah merupakan langkah-langkah yang saya
ambil.
Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil
keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam
rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada
murid, tentunya kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah
keputusan yang bijaksana bagi semua pihak. Dalam nilai kebajikan di daerah saya
selalu ditanamkan tentang konsep Tri Kaya Parisudha yakni Manacika adalah suatu
tindakan berpikir bijaksana sebelum mengambil sebuah keputusan, Wacika adalah
suatu perkataan atau proses berkomunikasi berdasarkan etika dan prinsip sesuai
dengan kondisi yang melandasi argumentasi sebelum keputusan diambil, dan Kayika
adalah suatu tindakan atau keputusan yang harus diambil berlandaskan kebijaksanaan.
Konsep inilah yang saya akan jadikan pegangan atau langkah awal untuk memulai
mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran. Selanjutnya saya akan
menerapkan satu atau lebih dari empat paradigma dn tiga prinsip pengambilan
keputusan, dan langkah paling penting adalah melakukan pengujian sebelum
keputusan tersebut diambil. Semua langkah tersebut tentunya akan melibatkan
banyak pihak dan di atas semua itu mohon petunjuk dan tuntunan-Nya merupakan
keutamaan.
Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini,
besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
Masalah datang tidak dapat kita tentukan. Oleh karena itu
sebelum masalah itu datang, kita wajib mempersiapkan diri dengan baik. Kapan?
Tentunya hari ini juga saya akan memulainya dari diri sendiri, dalam lingkup
keluarga, kelas, dan institusi saya. Dalam lingkup kelas dan institusi sudah
barang tentu saya akan menghormati norma dan nilai-nilai baik yang sudah
berlaku di sekolah. Saling berkoordinasi dengan pimpinan, berkolaborasi dengan
rekan sejawat, dan memberikan tauladan kepada siswa menjadikan langkah-langkah
tersebut terasa semakin ringan. Dari lingkup keluarga, saya sudah memulainya dengan
berdiskusi santai bersama pasangan dan anak-anak di rumah.
Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman
diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah
tepat dan efektif.
Dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, tentunya keputusan
tersebut tidak hanya dilakukan oleh diri sendiri namun akan melibatkan banyak
pihak. Sebagai manusia biasa, saya pasti tidak pernah luput dari kekeliruan dan
kealpaan. Maka dukungan pihak lain yang satu frekuensi, memiliki pengalaman dan
kebijaksaan menjadi kekuatan bagi saya dalam menjalankan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. Mereka adalah jiwa-jiwa penuh kasih yang telah
tuntas akan dirinya. Istri sebagai pendamping diskusi di rumah, rekan CGP,
rekan-rekan dalam Komunitas Praktisi, dan Kepala Sekolah akan selalu menjadi
teman diskusi saya untuk menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil
telah tepat dan efektif.
Sebagai akhir dari diskusi dengan diri, saya kembali
menengok prinsip kebajikan yang pernah saya pelajari yakni Live Simply, Dream
Big, Be Greatful, and Give Love.
~ Salam dan Bahagia ~
0 comments:
Posting Komentar