Senin, 14 Februari 2022

Demonstrasi Kontektual - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Pada tugas kali ini, saya diminta untuk membuat sebuah jurnal monolog (diskusi dengan diri sendiri). Jurnal ini saya sajikan berupa blog-tulisan naratif sesuai pertanyaan panduan yang diberikan.

Sebelum saya melanjutkan diskusi dengan diri sendiri, saya mencoba terlebih dahulu memaparkan apa yang telah dipelajari pada modul ini.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita pasti sering dihadapkan dalam situasi yang mengharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain?

Bagaimana cara kita dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah kita menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’

A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika

Dalam pengambilan keputusan terkadang melibatkan bujukan moral dan dilema etika. Nah apakah perbedaan keduanya itu?

  • Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
  • Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.

B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan

Berdasarkan pengalaman kita dalam melaksanakn tugas sebagai guru pada institusi pendidikan, kita menyadari bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan universal yang mendasari namun saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

C. Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu.

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

D. Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus memastikan bahwa keputusan yang di ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu kita dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
  6. Melakukan Prinsip Resolusi.
  7. Investigasi Opsi Trilema.
  8. Buat Keputusan.
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

Materi-materi tersebut tentu harus kita perdalam lagi, coba praktekkan, dan saling berbagi pengalaman praktek baik akan menjadi budaya positif pada lingkungan kita.

Nah untuk itu melalui program ini saya akan mencoba bertanya dan sekaligus menjawab pada diri apa yang akan saya bisa lakukan dan bagikan? Melalui pertanyaan-pertanyaan panduan berikut saya akan mencoba berdiskusi dengan diri sendiri.

Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Sebelum berbagi pengetahuan dan pengalaman, tentunya saya akan mulai dari diri memahami lebih mendalam materi tersebut di atas dan mencoba mempraktekkan pada lingkungan kecil di rumah dan kelas saya. Berkolaborasi dalam pengalaman adalah yang paling berharga yang saya dapatkan dalam program ini. Memberi pemantik melalui diskusi ringan melalui WAG, tulisan penggugah pada media sosial, dan menggerakkan komunitas praktisi yang sudah terbentuk di sekolah dengan sinergisitas program sekolah merupakan langkah-langkah yang saya ambil.

Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid, tentunya kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah keputusan yang bijaksana bagi semua pihak. Dalam nilai kebajikan di daerah saya selalu ditanamkan tentang konsep Tri Kaya Parisudha yakni Manacika adalah suatu tindakan berpikir bijaksana sebelum mengambil sebuah keputusan, Wacika adalah suatu perkataan atau proses berkomunikasi berdasarkan etika dan prinsip sesuai dengan kondisi yang melandasi argumentasi sebelum keputusan diambil, dan Kayika adalah suatu tindakan atau keputusan yang harus diambil berlandaskan kebijaksanaan. Konsep inilah yang saya akan jadikan pegangan atau langkah awal untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran. Selanjutnya saya akan menerapkan satu atau lebih dari empat paradigma dn tiga prinsip pengambilan keputusan, dan langkah paling penting adalah melakukan pengujian sebelum keputusan tersebut diambil. Semua langkah tersebut tentunya akan melibatkan banyak pihak dan di atas semua itu mohon petunjuk dan tuntunan-Nya merupakan keutamaan.

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Masalah datang tidak dapat kita tentukan. Oleh karena itu sebelum masalah itu datang, kita wajib mempersiapkan diri dengan baik. Kapan? Tentunya hari ini juga saya akan memulainya dari diri sendiri, dalam lingkup keluarga, kelas, dan institusi saya. Dalam lingkup kelas dan institusi sudah barang tentu saya akan menghormati norma dan nilai-nilai baik yang sudah berlaku di sekolah. Saling berkoordinasi dengan pimpinan, berkolaborasi dengan rekan sejawat, dan memberikan tauladan kepada siswa menjadikan langkah-langkah tersebut terasa semakin ringan. Dari lingkup keluarga, saya sudah memulainya dengan berdiskusi santai bersama pasangan dan anak-anak di rumah.

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, tentunya keputusan tersebut tidak hanya dilakukan oleh diri sendiri namun akan melibatkan banyak pihak. Sebagai manusia biasa, saya pasti tidak pernah luput dari kekeliruan dan kealpaan. Maka dukungan pihak lain yang satu frekuensi, memiliki pengalaman dan kebijaksaan menjadi kekuatan bagi saya dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mereka adalah jiwa-jiwa penuh kasih yang telah tuntas akan dirinya. Istri sebagai pendamping diskusi di rumah, rekan CGP, rekan-rekan dalam Komunitas Praktisi, dan Kepala Sekolah akan selalu menjadi teman diskusi saya untuk menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif.

Sebagai akhir dari diskusi dengan diri, saya kembali menengok prinsip kebajikan yang pernah saya pelajari yakni Live Simply, Dream Big, Be Greatful, and Give Love.

~ Salam dan Bahagia ~

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Categories

Statistic Blog